Go'et Manggarai dan Perkembangan Jaman
Oleh: Efenkasius Hargen
Go'et diartikan sebagai suatu istilah atau ungkapan dalam bahasa masyarakat orang Manggarai. Go'et/istilah ini sudah ada sejak nenek moyang dahulu masyarakat Manggarai dan menjadi turun temurun ke anak cucu sampai sekarang.
Go'et (istilah) merupakan kelincahan seseorang dalam mengistilah kata-kata yang mengandung arti dan makna tertentu.
Go'et (istilah), sering kali di gunakan oleh masyarakat Manggarai saat mengadakan upacara adat ataupun ritual adat orang Manggarai. Upacara adat Manggarai tidak terlepas dari go'et. Dalam melakukan go'et saat upacara berlangsung adapun hewan yang akan disembelihkan seperti; ayam, kambing, dan kerbau.
Misalnya, ketika seorang anak ingin melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Orang tua dari anak tersebut melakukan upacara adat terlebih dahulu sebelum anaknya melangkah dan melanjutkan studi ke jenjang tinggi ataupun perguruan tinggi, dan go'et yang biasa mereka gunakan yaitu "Lalong bakok du lakon, porong lalong rombeng du kolen" ini merupakan salah satu go'et/istilah yang biasa orang Manggarai gunakan saat upacara tei hang (memberi makan) kepada leluhur, dalam rangka melanjutkan studi dari anak mereka. Dalam melakukan upacara ini biasanya hewan yang digunakan ialah ayam yang berbulu putih bersih.
Sampai sekarang go'et/istilah ini selalu dipakai oleh masyarakat Manggarai saat upacara ataupun ritual adat. Dalam melakukan go'et peranan orang tua sangat penting, bahkan anak muda sekalipun ikut berperan dan lincah dalam melakukan go'et/istilah. Tetapi, seiring berkembangnya zaman, orang yang melakukan go'et saat upacara adat sudah sangat susah dicari, khususnya zaman sekarang.
Tradisi atau kebiasaan ritual dalam melakukan go'et sudah langka. Bahkan masyarakat Manggarai sekarang di suatu kampung mungkin hanya satu dua orang saja yang bisa melakukan go'et pada saat mengadakan upacara adat. Ini realita dalam kehidupan masyarakat Manggarai sekarang. Ketika ada upacara adat di suatu kampung, hanya satu orang tua saja di kampung itu yang bisa melakukan go'et pada saat upacara adat, maka salah satu caranya yaitu melakukan perjanjian dengan tetua yang lebih mengetahui go'et sebelum upacara adat dilaksanakan, karena apabila tidak mengadakan perjanjian terlebih dahulu, orang tua tersebut sibuk dengan pekerjaannya. Apalagi orang tua zaman dulu yang sekarang masih hidup tidak pernah kenal lelah dengan pekerjaannya di kebun. Mereka berada di rumah pada malam hari saja, karena dari pagi sampai sore mereka bekerja di kebun. Maka, orang yang ingin melakukan upacara adat terlebih dahulu melakukan perjanjian, sebab kalau tidak membuat perjanjian maka upacara adat dari orang yang membutuhkannya tidak terlaksana. Akibatnya, karena orang tua ataupun remaja zaman sekarang menganggap sepele yang berkaitan dengan adat dan mereka selalu berpikir bahwa masih ada orang tua, jadi untuk apa saya mengetahui go'et-go'et tersebut. Pemikiran seperti itu membuat mereka tidak akan mau berperan dalam melakukan upacara adat ataupun ritual adat Manggarai. Ini sangat penting bagi masyarakat Manggarai, mereka seharusnya mencari tahu agar tradisi adat Manggarai tidak punah begitu saja, khususnya berkaitan dengan go'et/istilah.
Tetapi kenyataan sekarang ini, begitu banyak anak muda/remaja yang malas mencari tahu dan belajar tentang go'et, karena mereka masih mengharapkan orang tua/kakek mereka. Bahkan begitu banyak pula orang tua zaman sekarang yang masih belum mengetahui go'et, bukan hanya remaja yang tidak mengetahui go'et. Ada sebagian saja orang tua zaman sekarang yang mengetahui go'et dan beberapa istilah yang mereka tahu. Ada pula sebagian orang tua milenial zaman sekarang masih belum lincah yang berkaitan dengan go'et dalam ritual adat Manggarai.
Pengaruh lainnya ialah orang tua yang lebih mengetahui istilah-istilah/go'et dalam bahasa Manggarai kurang memberi kesempatan kepada orang tua zaman sekarang serta anak remaja sekarang, sehingga seiring berjalannya waktu, para tetua yang lebih mengetahui saja yang selalu melakukannya, sedangkan orang tua dan anak remaja semakin malas mencari tahu istilah-istilah/go'et dalam ritual adat/upacara adat masyarakat Manggarai. Go'et ini sangat penting bagi masyarakat Manggarai. Dengan go'et kita dapat mengetahui benda-benda yang cocok dipakai pada saat mengadakan upacara adat dan memahami makna dari suatu benda yang digunakan.
Oleh karena itu, semua masyarakat Manggarai wajib mengetahuinya, karena ini berkaitan dengan kehidupan. Maka, orang tua maupun anak-anak wajib mengetahuinya. Ini merupakan sebuah kultur dari orang Manggarai dan merupakan suatu adat kebiasaan masyarakat Manggarai. Apabila kultur ini tidak turun-temurun ke anak cucu, maka adat atau kebiasaan akan hilang dan punah.
Adat atau kebiasaan mesti dikembangkan sebagaimana dalam istilah masyarakat Manggarai yaitu untuk menghargai kaum leluhur/nenek moyang. Contohnya torok, torok adalah sebuah ungkapan. Ungkapan yang dimaksud bertujuan untuk mengungkapkan ritual adat pada kaum leluhur/nenek moyang. Masyarakat Manggarai sering mengunakan torok pada saat upacara adat/ritual adat yang berhubungan dengan leluhur nenek/moyang. Pada saat torok selalu menyiapkan benda seperti; ayam, kambing dll. Di dalam torok banyak sekali istilah-istilah/go'et. Adat atau kebiasaan merupakan suatu kewajiban masyarakat Manggarai yang ada sejak nenek moyang dahulu kala dan secara turun-temurun.
Apabila suatu adat atau kebiasaan tidak diperlakukan dengan baik dan tidak pernah dibuat dapat menantang kehidupan manusia, dalam bahasa Manggarai Itang, itang adalah dampak yang terjadi pada diri seseorang yang berupa tantangan hidup akibat tidak menghargai leluhur nenek moyang, tidak menaati dan menghargai adat kebiasaan masyarakat Manggarai. Agar tidak terjadi tantangan dalam hidup/itang maka kita harus menghargai kaum leluhur/nenek moyang dan mengembangkan adat atau kebiasaan dengan mempelajari istilah-istilah/go'et dalam setiap torok.
Dengan mempelajari dan mengetahui ritual adat atau kebiasaan, kita dapat mengingat leluhur nenek moyang kita dan setiap kali mengadakan acara yang berkaitan dengan torok dan go'et kita dapat melakukannya sendiri tanpa mencari orang tua yang berpengalaman. Sebagai generasi muda Manggarai patutlah mengembangkan ritual adat atau kebiasaan masyarakat Manggarai.
Dengan mengembangkan ritual adat atau kebiasaan masyarakat Manggarai kultur adat ini akan secara turun-temurun dan tidak akan punah.
Komentar
Posting Komentar